Sistem Alarm Pembatas di Museum
1. Tujuan [kembali]
Membuat rangkaian sistem alarm pembatas di museum menggunakan sensor PIR2. Alat dan Bahan [kembali]
1. Battery
Battery berperan sebagai sumber tegangan dalam rangkaian. Untuk rangkaian counter yang akann disimulasikan kita akan menggunakan battery (power source) dengan nilai 5 volt.
2. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
3. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Secara umum transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan.
4. Buzzer
Buzzer adalah komponen elektronika yang cara kerjanya mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara/bunyi. Komponen ini sering digunakan pada alat yang berfungsi sebagai pemberitahuan. Buzzer ada dua yaitu aktif dan pasif. Buzzer aktif merupakan buzzer yang dapat mengeluarkan suara sendiri, jadi jika diberi tegangan langsung akan langsung bunyi. Buzzer pasif merupakan buzzer yang mempunyai suara sendiri, dapat digunakan tinggi dan rendahnya nada.
5. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
6. Sensor PIR
Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Sesuai dengan namanya "Passive", sensor ini hanya merespon energi pancaran dari sinar infrared pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.
3. Teori [kembali]
Sensor PIR bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar infrared pasif yang dimiliki seriap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar infrared inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR sehingga menyebabkan Pyroelectric sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
4. Prinsip Kerja [kembali]
Ketika sensor PIR mendeteksi adanya pergerakan dari tubuh manusia pada outputnya akan menuju ke transistor dan kemudian pada collector akan diteruskan ke kaki relay pada base yang terhubung dengan resistor dan paralel dengan sumber baterai yang digroundkan dan juga terhubung dengan kaki relay yang lainnya. Saat terdeteksi gerak maka relay akan berpindah menjadi ON dan hasilnya akan membunyikan buzzer yang sudah dipasangkan ke relay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar